Jumat, 27 Juli 2012

Zhou Chengjiang, Sukses karena 16 Jam


Nama Zhou Chengjian, miliarder Cina, sukses masuk di jurnal Majalah Forbes. Padahal usahanya hanyalah tukang jahit. Namun, berkat ketekunannya Zhou telah memiliki lebih dari 2.600 butik pakaian yang tersebar di seluruh penjuru Cina. Kini, bisnisnya bahkan telah memasuki Taiwan dan Hong Kong. Hebatnya lagi, Zhou memulai bisnisnya dari nol sebagai seorang penjahit biasa. Di daftar Majalah Forbes, nilai kekayaan Chengjian mencapai USD2,6 miliar (sekitar Rp23,9 triliun) dan menduduki peringkat ke-246 sebagai orang terkaya di dunia (tahun 2009, red).

Zhou lahir di Lishui County (Qintian County of Lishui), Provinsi Zhejiang pada tahun 1966. Kisah Zhou dimulai pada tahun 1982. Ketika itu Chengjian masih berusia 17 tahun, ia mendirikan sebuah butik pakaian di kota kelahirannya, Zhejiang. Namun, karena tidak didukung modal yang kuat akhirnya usia Zhou gulung tikar. Hal tersebut membuat Zhou putus asa, hingga pada tahun 1986 dia pun bekerja pada sebuah perusahaan sebagai penjahit.
Kerja keras adalah prinsip yang selalu dipegangnya. Sebagai penjahit Zhou bekerja selama 16 jam per hari, bahkan kadang-kadang lebih. Sebagai karyawan, Zhou selalu berinovasi dengan kreativitasnya sendiri. Ketika itu, Chengjian lebih sering menjahit pakaian jas resmi. Dia pun berani mengubah jas yang identik dengan panjang dan lebar menjadi lebih ketat. Inovasi Zhou tersebut pun akhirnya meraih kesuksesan dan mendapat pujian dari sang bos. Terinspirasi dari prestasinya sendiri, akhirnya Chengjian memutuskan untuk memulai bisnis sendiri.
Zhou ingin melepaskan diri dari bosnya yang lama, kemudian dia mulai menjahit pakaiannya sendiri dan menjualnya ke pasar-pasar. Bahkan, tanpa keraguan Zhou menjual pakaian hasil jahitannya itu ke hotel-hotel tempat para wisatawan menginap. Dengan kegigihannya tersebut, pada tahun 1993 mimpi Chengjian untuk memiliki bisnis dengan modal kuat pun tercapai.
Diawal tahun 1994, Chengjian menginvestasikan 4 juta yuan untuk mendirikan MetersBonwe, sebuah perusahaan garmen (sekarang menjadi merek mode terkenal sekaligus merek pakaian kasual terbesar di Cina). Chengjian pun lebih fokus pada pakaian kasual daripada pakaian formal. Zhou berpendapat, walaupun harga pakaian kasual cenderung lebih murah dibanding pakaian formal, namun secara kuantitas jumlah penjualannya terus mengalami peningkatan sehingga keuntungan pun semakin banyak.
Kenapa berbisnis pakaian? Chengjian menganggap bahwa pakaian selalu dibutuhkan orang dan hampir tak ada rumah yang tidak memiliki pakaian. Semua rumah pasti dihuni orang yang mengenakan pakaian. Jumlah produk pakaian juga bisa dihitung dengan jumlah penduduk suatu negara dikalikan dengan dua hingga tiga. Zhengjian berpendapat, “Populasi manusia pasti makin bertambah, maka jumlah pakaiannya juga akan bertambah.”
Dalam bisnis, Chengjian selalu menganggap bahwa bisnis selalu penuh dengan risiko. Namun, dengan tegas dia menyatakan, jika seorang pengusaha mampu mengelola risiko menjadi sebuah peluang, keuntungan besar akan selalu diraih. “Berikan saya 10.000 kesempatan untuk berbisnis, saya tetap akan memilih bisnis pakaian,” cetusnya.

Sumber            : www.okezone.com
Last edited      : Thursday, July 26, 2012 at 20.33 WITA by Rusdyanto Halim

Baca Artikel Lainnya:

Tidak ada komentar: