Sabtu, 28 Juli 2012

Seputar Keringat dan Bau Badan

Anda pasti pernah berkeringat, bukan? Keringat memang sangat bermanfaat bagi tubuh kita, tapi kalau sudah mengeluarkan bau yang kurang sedap tentu membuat tidak nyaman. Bukan hanya orang yang berkeringat saja yang tidak nyaman, tapi juga orang di sekitarnya bakal lebih tidak nyaman. 
Keringat adalah air yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat pada mamalia, seperti manusia. Kandungan utama keringat adalah garam (NaCl) dan beberapa senyawa lain yang mengeluarkan aroma seperti 2-metilfenol (o-kresol) dan 4-metilfenol (p-kresol). Untuk mengurangi produksi keringat ataupun mencegah bau badan, orang biasanya menggunakan deodoran atau antikeringat. Pada kesempatan kali ini, admin akan memberikan sedikit ulasan seputar keringat dan bau badan.

Deodoran berfungsi untuk menekan timbulnya bau badan (BB) atau menyamarkannya. Sedangkan antikeringat berfungsi untuk menghambat produksi keringat. Jika Anda tak memakai deodoran atau antikeringat, kebiasaan mandi teratur, mengenakan pakaian dari bahan yang menyerap keringat, serta menghindari jenis makanan tertentu, bisa dijadikan alternatif untuk mengurangi BB yang mengganggu.

Bau badan muncul ketika terjadi kontak antara beberapa jenis bakteri di permukaan kulit dengan keringat. Bakteri itu menguraikan lemak dan protein dalam keringat, dan menghasilkan senyawa asam. Ada dua jenis senyawa asam yang menyebabkan bau badan, yaitu:
1. Asam propionat (asam propanoat) yang berbau seperti cuka dan merupakan hasil penguraian keringat oleh propionibacteria (sejenis bakteri yang hidup di saluran kelenjar sebasea manusia dewasa dan remaja).
2. Asam isovalerik yang dihasilkan oleh bakteri Staphylococcus epidermidis, menyebabkan bau seperti keju. 
Senyawa asam inilah yang menimbulkan bau khas tak sedap, biasanya terjadi di area yang terlindung atau lipatan tubuh. Ketidakseimbangan tubuh juga dapat meningkatkan produksi asam yang menyebabkan bau badan, antara lain:

  1. Ketidakseimbangan diet. Kekurangan magnesium atau zinc dan terlalu banyak mengkonsumsi daging, makanan yang banyak mengandung kolin (telur, hati ikan, dan kacang-kacangan), bawang merah, bawang putih, jengkol, makanan pedas tertentu, kopi dan alkohol, gorengan dan makanan berlemak dapat menyebabkan bau badan.
  2. Stres emosional. Kelenjar apokrin biasanya mengeluarkan keringat lebih banyak saat Anda sedang mengalami stres emosional (marah, takut, gembira). Bila tidak segera mandi, bakteri akan mengurai zat tersebut sehingga menyebabkan bau badan.
  3. Gejolak hormon. Hormon androgen pada anak-anak yang sedang menjalani masa puber dapat meningkatkan produksi kelenjar apokrin.
  4. Kelainan genetik. Orang-orang tertentu secara genetik cenderung memiliki bau tubuh yang kuat. Sebuah kelainan genetik langka trimetilaminuria (trimetil amina di dalam urin ), ditandai dengan bau amis pada napas, keringat, dan urin. Sindrom ini disebabkan oleh cacat pada enzim yang memecah trimetil-amina, produk sampingan dari pencernaan protein yang dikeluarkan oleh bakteri yang ada dalam usus. 
  5. Penyakit. Beberapa penyakit dapat menyebabkan bau badan yang buruk. Salah satu penyakit paling umum yang dapat menyebabkan bau badan adalah diabetes. Hal ini terutama terjadi bila gula darah penderitanya kurang terkontrol sehingga mengembangkan kondisi yang disebut ketoasidosis. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan bau badan tetapi juga bau napas yang khas. Bau badan yang buruk juga bisa menjadi pertanda penyakit liver atau ginjal yang parah di mana tubuh tidak mampu memproses dan mengeluarkan racun tertentu. Kondisi ini dapat dipastikan dengan tes darah yang mengukur fungsi ginjal dan hati. Kadang-kadang, tiroid yang terlalu aktif juga bisa menyebabkan masalah bau badan karena kecenderungan pasien untuk berkeringat berlebihan.
 Faktor lainnya adalah adanya dua macam kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat luar yang disebut accrine dan kelenjar keringat dalam atau apocrine. Kelenjar keringat accrine memproduksi air yang banyak mengandung garam (keringat bening dan tidak berbau), yang bekerja sejak seseorang masih bayi. Sedangkan apocrine baru aktif saat seseorang menginjak masa pubertas. Jika kelenjar ini terkena bakteri, maka menimbulkan bau tak sedap atau lebih sering disebut bau badan (BB).
Kelenjar accrine (baca: ekrin) atau merokrin tersebar dihampir seluruh permukaan tubuh, tetapi lebih banyak terdapat di telapak tangan, telapak kaki, dan wajah. Jumlahnya sekitar 1000-2000 kelenjar untuk setiap inci kulit manusia. Cairan keringat yang dihasilkan accrine berfungsi menurunkan temperatur tubuh pada kondisi tertentu. Saat cuaca panas atau usai beraktivitas, tubuh berkeringat untuk menyesuaikan diri dengan suhu sekitarnya.
Kelenjar apocrine (baca: apokrin) hanya terdapat pada bagian tertentu tubuh manusia, terutama di daerah perakaran rambut, seperti kepala, aksila (ketiak), dan pubis (selangkangan/di atas kemaluan). Juga terdapat di lipatan paha, puting susu, dan seputar kaki. Pada setiap helai rambut terdapat satu apocrine. Cairan keringat hasil produksi kelenjar ini lebih kental dan berminyak, karena mengandung lemak dan protein.
Dampak keringat 
Dampak positif

  • Membuang racun dari dalam tubuh
  • Membantu mendinginkan tubuh saat kepanasan.
  • Membakar kalori
  • Menurunkan stres
  • Memperlancar sirkulasi darah
  • Mempercantik kulit.

Dampak negatif

  • Keringat dapat menyebabkan kulit dan baju terlihat basah atau lembab.
  • Karena mengandung garam, dapat meninggalkan bercak keputihan atau kekuningan pada pakaian.
  • Keringat yang berlebihan dapat menyebabkan gatal-gatal dan kemerahan pada kulit.
  • Keringat dapat menciptakan lingkungan yang tepat untuk tumbuhnya beberapa mikroorganisme berbahaya seperti jamur.
  • Langsung mandi dengan air dingin setelah berkeringat banyak dapat berisiko fatal.
  • Bila ingin mandi setelah berkeringat banyak, tunggulah sejenak sebelum mandi dan gunakanlah air hangat ketika mandi.


Secara medis rambut ketiak berfungsi memperluas permukaan untuk mengatur penguapan keringat. Di pangkal rambut itu banyak pori-pori, muara kelenjar keringat yang mengalirkan keringat ke ketiak. Karena lipatan badan itu selalu bergesekan, secara fisiologik dilumasi dengan keringat yang mengandung lemak atau asam lemak. Mencukur rambut ketiak dapat mengurangi pengeluaran apocrine yang berlebihan. Pada kondisi normal, ketiak mengeluarkan rata-rata 400-500 mg keringat setiap 20 menit, pada suhu 35 derajat Celcius.
Antikeringat mampu mengurangi keringat hingga 20-25 persen, atau maksimal 40 persen dari produksi normal. Itu dilakukan dengan cara mempersempit pori-pori kulit tempat keluarnya keringat. Cairan keringat yang tertahan kemudian diserap kembali atau dilakukan reabsorbsi oleh jaringan kulit.
Kemampuan antikeringat terutama disebabkan oleh kandungan bahan aktifnya. Semua jenis deodoran antikeringat biasanya mengandung beberapa senyawa aktif yang berbasis pada unsur aluminium. Yang paling umum digunakan adalah almunium chlorohydrate, almunium chloride, almunium hydroxibromyde, dan almunium zirconium trichlorohydrex gly.



Baca Artikel Lainnya:

Tidak ada komentar: