Senin, 06 Agustus 2012

Budaya, Kunci Kemajuan Bangsa

Indonesia memiliki keberagaman budaya yang sangat kompleks. Keberagaman budaya bukanlah suatu pembeda yang dapat menjadi perpecahan, melainkan untuk dijadikan sarana agar dapat saling mengenal antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Perubahan dan perkembangan budaya di suatu masyarakat, tidak terlepas dari perkembangan pola pikir masyarakat itu sendiri.

Di belahan dunia mana pun, kebudayaan menjadi kunci untuk kemajuan bangsa. Budaya suatu bangsa selalu berubah dan bersifat dinamis, tergantung dari pengelolaan masyarakat dan bangsa itu sendiri.
Sebagai contoh, China yang semula mengusung budaya tertutup dan kolektivisme sehingga masyarakatnya sulit maju dan berkembang. Namun, perubahan secara struktural disertai perubahan kebudayaan yang mengarah pada penghargaan kreativitas individu dan kepemilikan pribadi, masyarakat China bisa berkembang. Beberapa negara yang kebudayaannya berubah secara dinamis, diantaranya Singapura dan Korea yang mengusung kerja keras dan disiplin tinggi sehingga masyarakatnya berkembang dengan pesat.
Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, dalam diskusi “Penyerbukan Silang Antarbudaya: Sebagai Strategi Kebudayaan” yang diselenggarakan oleh Yayasan Nasional Building (Nabil) pada hari Kamis (2/8) di Jakarta, mengatakan, “Indonesia memiliki potensi untuk berkembang pesat dengan penyerbukan (baca: pernikahan) silang antarbudaya.” Model penyerbukan silang antarbudaya sudah terbukti efektif pada masa lalu, seperti perpaduan antara kebudayaan Hindu, China, dan Islam, yang kemudian melahirkan kebudayaan baru yang penuh toleransi dan memutuskan setiap persoalan melalui musyawarah.
Indonesia pada masa lalu pun bisa maju karena mengutamakan potensi maritim. “Jika Indonesia kini makin terpuruk, hal itu disebabkan potensi maritim dan penyerbukan silang antarbudaya diabaikan. Masing-masing kelompok merasa paling hebat,” kata Yudi.
Pendiri Yayasan Nabil, Eddie Lembong, mengatakan, “Jika ingin maju Indonesia harus mengoptimalkan potensi maritim serta mengoptimalkan kebudayaan-kebudayaan Nusantara yang sangat beragam.”
Keberagaman ini harus kita lihat sebagai sisi positif sekaligus keuntungan yang dimiliki bangsa Indonesia. Misalnya, perbedaan budaya di Indonesia yang beraneka ragam membuat masyarakat di dunia internasional tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Banyak turis asing yang datang bukan hanya sekadar liburan atau rekreasi semata, tetapi lebih dari itu untuk mengenal budaya negara kita yang pada akhirnya akan menambah devisa melalui pariwisata, bertambahnya lapangan kerja seperti pemandu wisata sangat dibutuhkan turis asing, pembangunan hotel dan penginapan yang menyerap karyawan sekaligus menambah pendapatan negara dari sektor pajak, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar melalui penjualan aksesori dan atribut budaya daerahnya, serta berbagai keuntungan lain yang bisa didapat oleh masyarakat dan negara Indonesia.
Lain halnya jika masyarakat menganggap perbedaan budaya sebagai suatu ancaman, maka perbedaan itulah yang akan mengahancurkan bangsa tersebut. Sebagai contoh, perang antarsuku di Papua yang hingga saat ini masih sering terjadi. Kerusuhan di Poso, Sulawesi Tengah, dan kerusuhan Ambon, Maluku, yang disebabkan perbedaan suku dan agama, dan masih banyak lagi pengalaman buruk lain dari sejarah bangsa Indonesia yang disebabkan oleh pandangan sempit mengenai keberagaman.
Setiap manusia pasti memiliki sikap yang berbeda dalam menanggapi perbedaan itu sendiri. Entah itu Anda atau saya, pasti memiliki perbedaan baik dari segi budaya maupun pola pikir. Bagaimana tanggapan Anda mengenai keberagaman budaya sebagai kunci kemajuan bangsa? 
Silakan memberi kritik, saran, dan masukan pada kolom komentar atau share artikel ini di FB atau twitter.

Baca Artikel Lainnya:

Tidak ada komentar: