Indonesia memiliki keberagaman budaya
yang sangat kompleks. Keberagaman budaya bukanlah suatu pembeda yang dapat
menjadi perpecahan, melainkan untuk dijadikan sarana agar dapat saling mengenal
antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Perubahan dan perkembangan
budaya di suatu masyarakat, tidak terlepas dari perkembangan pola pikir
masyarakat itu sendiri.
Di belahan dunia mana pun, kebudayaan
menjadi kunci untuk kemajuan bangsa. Budaya suatu bangsa selalu berubah dan bersifat
dinamis, tergantung dari pengelolaan masyarakat dan bangsa itu sendiri.
Sebagai contoh, China yang semula
mengusung budaya tertutup dan kolektivisme sehingga masyarakatnya sulit maju dan
berkembang. Namun, perubahan secara struktural disertai perubahan kebudayaan
yang mengarah pada penghargaan kreativitas individu dan kepemilikan pribadi,
masyarakat China bisa berkembang. Beberapa negara yang kebudayaannya berubah
secara dinamis, diantaranya Singapura dan Korea yang mengusung kerja keras dan
disiplin tinggi sehingga masyarakatnya berkembang dengan pesat.
Direktur Eksekutif Reform Institute,
Yudi Latif, dalam diskusi “Penyerbukan Silang Antarbudaya: Sebagai Strategi
Kebudayaan” yang diselenggarakan oleh Yayasan Nasional Building (Nabil) pada
hari Kamis (2/8) di Jakarta, mengatakan, “Indonesia memiliki potensi untuk
berkembang pesat dengan penyerbukan (baca: pernikahan) silang antarbudaya.”
Model penyerbukan silang antarbudaya sudah terbukti efektif pada masa lalu,
seperti perpaduan antara kebudayaan Hindu, China, dan Islam, yang kemudian
melahirkan kebudayaan baru yang penuh toleransi dan memutuskan setiap persoalan
melalui musyawarah.
Indonesia pada masa lalu pun bisa
maju karena mengutamakan potensi maritim. “Jika Indonesia kini makin terpuruk,
hal itu disebabkan potensi maritim dan penyerbukan silang antarbudaya
diabaikan. Masing-masing kelompok merasa paling hebat,” kata Yudi.
Pendiri Yayasan Nabil, Eddie Lembong,
mengatakan, “Jika ingin maju Indonesia harus mengoptimalkan potensi maritim
serta mengoptimalkan kebudayaan-kebudayaan Nusantara yang sangat beragam.”
Keberagaman ini harus kita lihat
sebagai sisi positif sekaligus keuntungan yang dimiliki bangsa Indonesia. Misalnya,
perbedaan budaya di Indonesia yang beraneka ragam membuat masyarakat di dunia
internasional tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Banyak turis asing yang
datang bukan hanya sekadar liburan atau rekreasi semata, tetapi lebih dari itu
untuk mengenal budaya negara kita yang pada akhirnya akan menambah devisa
melalui pariwisata, bertambahnya lapangan kerja seperti pemandu wisata sangat
dibutuhkan turis asing, pembangunan hotel dan penginapan yang menyerap karyawan
sekaligus menambah pendapatan negara dari sektor pajak, meningkatkan pendapatan
masyarakat sekitar melalui penjualan aksesori dan atribut budaya daerahnya, serta
berbagai keuntungan lain yang bisa didapat oleh masyarakat dan negara
Indonesia.
Lain halnya jika masyarakat
menganggap perbedaan budaya sebagai suatu ancaman, maka perbedaan itulah yang
akan mengahancurkan bangsa tersebut. Sebagai contoh, perang antarsuku di Papua
yang hingga saat ini masih sering terjadi. Kerusuhan di Poso, Sulawesi Tengah,
dan kerusuhan Ambon, Maluku, yang disebabkan perbedaan suku dan agama, dan
masih banyak lagi pengalaman buruk lain dari sejarah bangsa Indonesia yang disebabkan
oleh pandangan sempit mengenai keberagaman.
Setiap manusia pasti memiliki sikap
yang berbeda dalam menanggapi perbedaan itu sendiri. Entah itu Anda atau saya,
pasti memiliki perbedaan baik dari segi budaya maupun pola pikir. Bagaimana tanggapan Anda mengenai keberagaman budaya sebagai kunci kemajuan bangsa?
Silakan memberi kritik, saran, dan masukan pada kolom komentar atau share artikel ini di FB atau twitter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar